Metode-Metode Belajar Matematika
Orang tua kerap mengikutsertakan anaknya les matematika. Banyak metode yang ditawarkan, akhirnya tak sedikit yang sekadar ikut-ikutan orang tua lain. Berikut beberapa metode pembelajaran matematika yang ditemukan:
Metode Sakamoto
Metode Sakamoto berasal dari Jepang, ditemukan oleh DR Hideo Sakamoto tahun 1980 dengan memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika lewat permainan. Anak diajak memahami soal, menyusun data, mencari hubungan antardata, dan memvisualisasikannya dalam diagram sehingga menghasilkan jalan keluar. Diharapkan anak memahami intisari dari soal matematika cerita dan mengaplikasikan konsep yang dipahaminya.
Metode Sakamoto adalah program yang efektif, mengajarkan siswa problem solving, logical thinking, dan creative thinking melalui soal cerita. Metode Sakamoto mempunyai 3 langkah utama yang bermanfaat untuk: memberikan cara yang mudah dan sistematis. Mengatasi problem siswa yang merasa sulit dan tidak senang dengan matematika disebabkan banyaknya cara yang harus diingat untuk menyelesaikan soal. Serta, pembinaan kemampuan siswa dalam pemahaman soal (be able to understand) lebih dari kemampuan menjawab soal (able to answer)
Ciri utamanya adalah soal - soal dalam Metode Sakamoto berfokus pada soal cerita yang memiliki bobot nilai tinggi dalam pelajaran matematika di sekolah, dan telah disesuaikan dengan kurikulum
Metode I-Math
Metode I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif sejak dikembangkan di Taiwan, oleh seorang ahli matematika, Profesor Lin Kui Yong. Metode ini, memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika untuk anak berusia tiga sampai enam tahun lewat permainan. Penekanan pada latihan proses berpikir diharapkan anak memahami intisari soal matematika cerita.
Menurut pakar pendidik Puah Cheng, I-Maths mempunyai tiga metode spesial. Pertama, metode konvensional seperti lembaga-lembaga pendidikan biasa ajarkan. Kedua, metode yang disebut kebalikan. Dengan cara yang satu ini, anak-anak dilatih untuk bisa mengatasi masalah dengan cara yang berkebalikan dengan metode konvensional. "Dan yang ketiga, merupakan metode I-Maths. Di sini anak diajak berpikir bahwa ada banyak solusi dalam mengatasi satu masalah. Semua metode tersebut, tentu saja disampaikan dengan cara yang dipahami anak-anak oleh staf pengajar yang berkualitas
Metode Kumon
Metode Kumon yang diperkenalkan oleh seorang pendidik Jepang, Toru Kumon (Osaka pada tahun 1958). Metode Kumon adalah metode belajar perseorangan lewat latihan konsentrasi dan kecepatan berhitung dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan disiplin.
Karakteristik Metode kumon adalah menggali potensi setiap individu dengan metode belajar mandiri yang disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Melalui bimbingan perseorangan dan belajar pada tingkatan yang tepat, Kumon berusaha untuk meningkatkan kemampuan setiap anak dan memaksimalkan potensinya. Setiap siswa maju dengan kemampuannya sendiri. Pembimbing Kumon memberikan dukungan kepada setiap siswa dalam mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
Metode Mental Aritmatika
Mental Aritmatika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan eksakta yang telah terbukti dan sangat berguna sebagai dasar pengembangan kerangka dan cara berpikir seorang anak. Mental Aritmatika dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi otak seorang anak, sehingga dapat menghitung cepat, hanya dengan pemikiran otak saja .
Mental Aritmatika diajarkan dengan menggunakan instrument khusus yang disebut Sistem ABACUS (Sempoa) yaitu instrumen penghitung manual yang telah diperbarui sesuai dengan kaidah-kaidah Aritmatik sehingga mudah dicerna dan ditransformasikan ke dalam mental seseorang.
Program Pendidikan Mental Aritmatika Sempoa hanya melibatkan hitungan Penambahan, ( + ), Pengurangan ( - ), Perkalian ( x ) dan Pembagian ( : ).
Cara ini dapat mengembangkan mental/jiwa anak-anak melalui Aritmatika Mental. Anak-anak pada awalnya menggunakan alat bantu Sempoa setelah melewati masa yang khusus nantinya akan dapat menghitung bilangan/angka tanpa alat bantu apapun
Jarimatika
Metode belajar matematika merupakan variasi dari teknik sempoa. Metode yang dikembangkan Septi Peni Wulandani dari Indonesia ini menggunakan 10 jari tangan. Dengan metode jarimatika siswa dapat dengan mudah melakukan perkalian tanpa menggunakan alat bantu hitung instan seperti kalkulator atau tabel perkalian. Dan ketika siswa sudah terbiasa metode jarimatika juga lebih memberikan kesan tersendiri yang akan membantu siswa dalam mengingat perkalian.
Aritmatika Plus Intelegensi Quantum (APIQ)
APIQ dikembangkan pertama kali di tahun 2000 oleh seorang guru matematika lulusan ITB , Ir. Agus Nggermanto, untuk membantu anak didik menguasai konsep matematika secara kreatif dari dasar sampai tingkat tertinggi dengan beragam tingkat kemampuan. APIQ adalah metode pembelajaran matematika kreatif yang membantu siswa memahami konsep matematika secara kreatif, menyenangkan, dan mengagumkan. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning, Quantum Quotient, dan Experiential Learning.
Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan aritmetika menjadikan matematika lebih konkret. Tidak abstrak seperti aljabar.
APIQ mengajarkan matematika kreatif secara utuh meliputi aritmetika, geometri, aljabar, statistik, kalkulus, dan lain-lain. Materi APIQ pun disusun dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing perseorangan sehingga memungkinkan siswa untuk melejitkan kemampuannya secara maksimal.
Sumber:
http://sakamototamansurya.blogspot.com/2007_10_01_archive.html
news.liputan6.com/read/57399/i-maths-membuat-anak-pintar-matematika
http://id.kumonglobal.com/page.jsp?id=577
http://www.fabrianschool.com/berita-212-mengenal-aritmatika-mental.html
http://www.siputro.com/2013/02/metode-jarimatika-siswa-senang-gurupun-senang/
http://www.rumahapiq.com/sekilas-apiq#ixzz2ScDe6WeZ
Metode Sakamoto
Metode Sakamoto berasal dari Jepang, ditemukan oleh DR Hideo Sakamoto tahun 1980 dengan memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika lewat permainan. Anak diajak memahami soal, menyusun data, mencari hubungan antardata, dan memvisualisasikannya dalam diagram sehingga menghasilkan jalan keluar. Diharapkan anak memahami intisari dari soal matematika cerita dan mengaplikasikan konsep yang dipahaminya.
Metode Sakamoto adalah program yang efektif, mengajarkan siswa problem solving, logical thinking, dan creative thinking melalui soal cerita. Metode Sakamoto mempunyai 3 langkah utama yang bermanfaat untuk: memberikan cara yang mudah dan sistematis. Mengatasi problem siswa yang merasa sulit dan tidak senang dengan matematika disebabkan banyaknya cara yang harus diingat untuk menyelesaikan soal. Serta, pembinaan kemampuan siswa dalam pemahaman soal (be able to understand) lebih dari kemampuan menjawab soal (able to answer)
Ciri utamanya adalah soal - soal dalam Metode Sakamoto berfokus pada soal cerita yang memiliki bobot nilai tinggi dalam pelajaran matematika di sekolah, dan telah disesuaikan dengan kurikulum
Metode I-Math
Metode I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif sejak dikembangkan di Taiwan, oleh seorang ahli matematika, Profesor Lin Kui Yong. Metode ini, memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika untuk anak berusia tiga sampai enam tahun lewat permainan. Penekanan pada latihan proses berpikir diharapkan anak memahami intisari soal matematika cerita.
Menurut pakar pendidik Puah Cheng, I-Maths mempunyai tiga metode spesial. Pertama, metode konvensional seperti lembaga-lembaga pendidikan biasa ajarkan. Kedua, metode yang disebut kebalikan. Dengan cara yang satu ini, anak-anak dilatih untuk bisa mengatasi masalah dengan cara yang berkebalikan dengan metode konvensional. "Dan yang ketiga, merupakan metode I-Maths. Di sini anak diajak berpikir bahwa ada banyak solusi dalam mengatasi satu masalah. Semua metode tersebut, tentu saja disampaikan dengan cara yang dipahami anak-anak oleh staf pengajar yang berkualitas
Metode Kumon
Metode Kumon yang diperkenalkan oleh seorang pendidik Jepang, Toru Kumon (Osaka pada tahun 1958). Metode Kumon adalah metode belajar perseorangan lewat latihan konsentrasi dan kecepatan berhitung dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan disiplin.
Karakteristik Metode kumon adalah menggali potensi setiap individu dengan metode belajar mandiri yang disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Melalui bimbingan perseorangan dan belajar pada tingkatan yang tepat, Kumon berusaha untuk meningkatkan kemampuan setiap anak dan memaksimalkan potensinya. Setiap siswa maju dengan kemampuannya sendiri. Pembimbing Kumon memberikan dukungan kepada setiap siswa dalam mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
Metode Mental Aritmatika
Mental Aritmatika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan eksakta yang telah terbukti dan sangat berguna sebagai dasar pengembangan kerangka dan cara berpikir seorang anak. Mental Aritmatika dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi otak seorang anak, sehingga dapat menghitung cepat, hanya dengan pemikiran otak saja .
Mental Aritmatika diajarkan dengan menggunakan instrument khusus yang disebut Sistem ABACUS (Sempoa) yaitu instrumen penghitung manual yang telah diperbarui sesuai dengan kaidah-kaidah Aritmatik sehingga mudah dicerna dan ditransformasikan ke dalam mental seseorang.
Program Pendidikan Mental Aritmatika Sempoa hanya melibatkan hitungan Penambahan, ( + ), Pengurangan ( - ), Perkalian ( x ) dan Pembagian ( : ).
Cara ini dapat mengembangkan mental/jiwa anak-anak melalui Aritmatika Mental. Anak-anak pada awalnya menggunakan alat bantu Sempoa setelah melewati masa yang khusus nantinya akan dapat menghitung bilangan/angka tanpa alat bantu apapun
Jarimatika
Metode belajar matematika merupakan variasi dari teknik sempoa. Metode yang dikembangkan Septi Peni Wulandani dari Indonesia ini menggunakan 10 jari tangan. Dengan metode jarimatika siswa dapat dengan mudah melakukan perkalian tanpa menggunakan alat bantu hitung instan seperti kalkulator atau tabel perkalian. Dan ketika siswa sudah terbiasa metode jarimatika juga lebih memberikan kesan tersendiri yang akan membantu siswa dalam mengingat perkalian.
Aritmatika Plus Intelegensi Quantum (APIQ)
APIQ dikembangkan pertama kali di tahun 2000 oleh seorang guru matematika lulusan ITB , Ir. Agus Nggermanto, untuk membantu anak didik menguasai konsep matematika secara kreatif dari dasar sampai tingkat tertinggi dengan beragam tingkat kemampuan. APIQ adalah metode pembelajaran matematika kreatif yang membantu siswa memahami konsep matematika secara kreatif, menyenangkan, dan mengagumkan. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning, Quantum Quotient, dan Experiential Learning.
Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan aritmetika menjadikan matematika lebih konkret. Tidak abstrak seperti aljabar.
APIQ mengajarkan matematika kreatif secara utuh meliputi aritmetika, geometri, aljabar, statistik, kalkulus, dan lain-lain. Materi APIQ pun disusun dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing perseorangan sehingga memungkinkan siswa untuk melejitkan kemampuannya secara maksimal.
Sumber:
http://sakamototamansurya.blogspot.com/2007_10_01_archive.html
news.liputan6.com/read/57399/i-maths-membuat-anak-pintar-matematika
http://id.kumonglobal.com/page.jsp?id=577
http://www.fabrianschool.com/berita-212-mengenal-aritmatika-mental.html
http://www.siputro.com/2013/02/metode-jarimatika-siswa-senang-gurupun-senang/
http://www.rumahapiq.com/sekilas-apiq#ixzz2ScDe6WeZ
Post a Comment for "Metode-Metode Belajar Matematika"
Terima kasih atas komentar yang telah anda berikan